“Ketika membahas Perma Culture semua faktor mempengaruhi orang-orang, alasannya sama itu selalu dari intuisi ketika sudah lelah kehidupan modernitas,” ujarnya pada saat menjelaskan di depan penonton.
Baca Juga: Pengunjung Tertib dan Patuhi Prokes Dalam Acara Ramadhan Culture
Kemudian ia menjelaskan bahwa ketika ingin sekali mendapatkan ketenangan harus membagi tubuh menjadi dua yaitu dimensi penuh deadline dan mengalir saja. Namun, Redni juga menjelaskan bahwa itu merupakan fase perubahan yang sulit karena memerlukan peralihan dari dunia yang berbeda dari biasanya.
Redni menambahkan bahwa prinsipnya adalah menghargai keadaan yang terjadi saat ini. Bahkan, harus menerima kesalahan yang selalu terjadi karena hal itu lumrah sebagai manusia.
Baca Juga: Kabupaten Sumedang Siap Sukseskan West Java Paragliding World
“Bahkan, Perma Culture mengajarkan membuat banyak kesalahan untuk menemukan jawaban kondisi di realitas yang terjadi” pungkasnya. (Sifa A Alifiyyah)