Pada awalnya, kawasan tersebut merupakan tempat tinggal bagi masyarakat sekitar yang mayoritas adalah pengrajin sablon.
Sebagai pusat produksi kaus dan sablon, Kampung Wisata Sablon menyediakan beragam fasilitas dan layanan unggulan bagi para pengunjungnya.
Para penggiat usaha sablon di KWS menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan produksi dan penjualan yang masih mengandalkan sistem konvensional.
Denni, salah satu pelaku usaha yang juga merupakan ketua KWS, berharap agar mereka bisa menghasilkan produk mandiri yang dapat dijual secara langsung.
Menurut Denni, tantangan utama adalah membangun ekonomi kerakyatan yang berfokus pada UMKM.
“Kalau tantangan kita itu bagaimana caranya membangun ekonomi kerakyatan yang notabennya UMKM. Harapan kami, usaha ini bisa lebih luas lagi lapangan usahanya. Karena basic kita itu produksi, kalau produksi kan menunggu order,” ucap Denni.
Harapannya adalah agar lapangan usaha lebih luas, terutama dalam hal produksi yang saat ini masih tergantung pada pesanan.