Mengenal Ascariasis, Infeksi Cacing yang Bisa Sebabkan Kematian pada Anak

HASANAH.ID – Kasus memilukan menimpa seorang bocah perempuan berusia empat tahun bernama Raya, warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing, sebuah kejadian yang memantik keprihatinan luas masyarakat.
Peristiwa ini ramai dibicarakan publik dan menyedot perhatian warganet di berbagai platform media sosial. Tragedi tersebut sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kebersihan lingkungan, pola pengasuhan anak, serta akses terhadap layanan kesehatan, terutama bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Seiring mencuatnya kasus tersebut, banyak masyarakat yang kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang atau ascariasis.
Ascariasis adalah penyakit infeksi yang dipicu oleh parasit Ascaris lumbricoides. Cacing gelang ini dapat hidup, berkembang, bahkan bertahan lama di dalam usus manusia. Jika tidak ditangani, infeksi tersebut bisa merusak organ vital mulai dari usus, paru-paru, hati, hingga pankreas.
Mengutip penjelasan dari laman kesehatan Alodokter, penularan ascariasis biasanya terjadi saat seseorang tanpa sadar menelan telur cacing gelang. Telur ini kerap ditemukan pada tanah atau makanan yang sudah tercemar tinja. Kebiasaan tidak mencuci tangan usai bersentuhan dengan tanah atau mengonsumsi sayur dan buah tanpa dicuci dengan benar menjadi jalur utama masuknya parasit ke dalam tubuh.
Dijelaskan pula bahwa telur cacing akan menetas di dalam usus, kemudian berkembang menjadi larva dan bermigrasi ke tenggorokan. Pada fase ini, penderita bisa batuk untuk mengeluarkan larva atau tanpa sengaja menelannya kembali hingga larva kembali ke usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Seekor betina bahkan dapat mencapai panjang hingga 40 sentimeter dengan diameter sekitar 6 milimeter serta menghasilkan ratusan ribu telur setiap harinya.
Risiko infeksi meningkat pada masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis, terbiasa menggunakan pupuk dari kotoran manusia, serta kurang memperhatikan kebersihan diri. Gejala awal sering kali tidak disadari, khususnya ketika jumlah cacing masih sedikit. Namun, saat larva memasuki paru-paru, penderita bisa mengalami demam, batuk terus-menerus, sesak napas, hingga mengi. Kondisi ini kerap dikira sebagai gejala asma atau pneumonia.
Apabila infeksi berlanjut ke usus, penderita dapat merasakan lemas, sakit perut hebat, diare, mual, muntah, rasa gatal di area dubur, hilangnya nafsu makan, bahkan penurunan berat badan drastis. Pada kondisi parah, cacing bisa terlihat secara langsung melalui muntahan pasien.
Ascariasis tidak bisa dianggap enteng. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, siklus hidup cacing akan terus berulang dalam tubuh manusia dan menimbulkan penderitaan jangka panjang. Upaya pencegahan mutlak dilakukan, di antaranya menjaga kebersihan pribadi, memastikan makanan dicuci hingga benar-benar bersih, serta menghindari kontak dengan tanah yang terkontaminasi tinja.