
Hanya saja, sejak 2007, tim medis memvonis pria keturunan Jerman-Jawa ini dengan diagnosa glaukoma. Akibat glaukoma ini, penglihatannya terganggu hingga akhirya tidak bisa melihat.
“Kalau kesehatan alhamdulillah. Hanya saja penglihatan yang terganggu karena glaukoma, dan sudah dua kali menjalani operasi,” ungkap Hendrik saat ditemui di rumahnya, Rabu (29/8/2018).
Hendrik mengaku sudah lama menempati tempat tinggalnya sekarang. Bahkan beberapa tahun lalu, rumah sederhana ini sempat nyaris ambruk.
Namun belum lama ini, rumah tersebut direhab. Dana rehab berasal dari penjualan rumah pemberian pemerintah pada 2007 di salah satu perumahan di Sukabumi.
“Ini rumahnya sebenarnya sudah roboh dan baru direhab. Alhamdulillah tahun 2007 Pak Adhyaksa Dault memberikan sebuah rumah di perumahan. Namun selama 10 tahun tidak boleh dijual, akhirnya belum lama ini dijual dan uangnya dipakai untuk rehab rumah ini,” tutur dia.
Sayangnya saat ini, Hendrik yang sudah menorehkan dan mengharumkan nama Sukabumi dan Indonesia di Asia dan dunia tidak memiliki kartu atau peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.