HASANAH.ID – BANDUNG. Sikap negara selama 10 tahun terakhir terhadap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) tidak dianggap serius. Peneliti Senior Imparsial, Araf menyatakan bahwa negara secara sistematis mengabaikan pelanggaran HAM berat hingga terduga pelaku penculikan aktivis tahun 98 bisa naik ke Pilpres selama 4 kali pada Rabu (7/2/2024) di UTC Hotel, Kota Bandung.
Araf menyatakan bahwa negara sengaja dalam mencuci serta membasuh dosa-dosa penjahat pelanggaran HAM berat dengan membentuk TPP-HAM yang sudah mereka tolak. Alasan menolaknya karena dianggap orang-orang yang terduga sebagai pelaku akan dapat naik ke konstetasi politik tanpa ada tuduhan HAM lagi.
“Kepada kelompok elit politik yang menunggangi isu HAM, bahwa TPP-HAM itu skenario dukungan dari pak Jokowi ke Prabowo. Banyak yang tidak percaya mengenai hal ini hingga disebut halusinasi, namun terbukti bahwa skenario Prabowo dengan Gibran pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) 90,” Katanya langsung.