Terlebih lagi, lanjut dia, di era kecanggihan teknologi seperti saat ini. Media sosial, bisa dibuat dengan ribuan akun. Secara otomatis, berita hoaks yang sengaja digoreng bisa diramaikan dengan sekejap. Cara-cara menebar ketakutan, dilakukan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencalonkan diri di Pilpres tahun lalu. Trump ketika itu, memahami betul setiap peristiwa yang terjadi di AS.
“Kenapa mereka tahu apa yang dibenci oleh 300 jutaan orang Amerika. Apa yang dibenci oleh 200 juta rakyat Brazil. Mereka tinggal memeriksa, apa sih yang mereka benci. Survei itu cukup mereka ketahui lewat akun Twitter, akun Facebook,” kata dia.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang menatap optimistis bisa memimpin di revolusi industri ke-4, memacu kecerdasan alami, kecerdasan buatan bangsa Indonesia berbasis big data. Sehingga, program itu sejalan dengan kemajuan, sementara Prabowo dinilai justru terus bicara sebaliknya.
“Terus yang mau dibuat Indonesia jadi besar itu apa? Kalau kemudian narasinya narasi mengkerdilkan diri tapi menginginkan Indonesia great again,” kata Budiman.