“Jadi, itu artinya meskipun ada perempuan di serikat buruh dia masih dilihat sebatas angka atau formalitas,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengapresiasi perubahan yang mulai terlihat di serikat buruh, namun ia menegaskan pentingnya untuk terus mendorong perempuan agar dapat memegang peran strategis dalam organisasi buruh. Dengan lebih dari 10.000 serikat buruh di Indonesia, perubahan besar hanya dapat terwujud jika perempuan diberikan ruang untuk memimpin dan membawa perspektif mereka ke meja pengambilan keputusan.
“Yang penting ada perempuannya dan itu layak didorong supaya perempuan-perempuan di serikat buruh itu memegang posisi-posisi strategis dalam pengambilan keputusan,” tandasnya. (Noviana).