Perhutani KPH Bandung Selatan Ajak Masyarakat desa Hutan Sadar Potensi Hutan

Pengembangan komoditas kopi dan usaha pariwisata terus dikembangkan keduabelah pihak. Sektor wisata telah dikembangkan dengan pembukaan spot-spot wisata baru dengan target 2020 sebesar 7 milyar. Salah satu contoh di Pangalengan petak 72 belakang titik kilometer nol Cisanti, KPH Bandung selatan telah melaksanakan kerjasama dengan LMDH Sukamanah melalui konsep wisata ekologi di kaki gunung wayang, dimana sebelumnya masyarakat sekitar memanfaatkan hutan dengan bercocok tanam dan berkebun sayur-sayuran, kini lambat laun telah berpaling ke sektor wisata.
“Yang menarik dimasyarakat sekarang ini, mereka sekarang sadar potensi. Hutan dikelola dengan dikerjasamakan dengan perhutani mereka lebih sadar pemberdayaannya masuk dan pendapatannya bisa dinikmati baik oleh anggota maupun pendapatan desa dan keberadaan hutan tetap terjaga,” ujar Tedy saat ditemui di kantornya, Senin, 13/07/2020.
Saat ini keberadaan LMDH di lingkungan desa sudah mulai di perhatikan. Banyak kepala desa masih salah persepsi dan beranggapan bahwa LMDH dibentuk oleh Perhutani, seolah desa tidak memiliki kewenangan.
“Tugas kami, adalah meluruskan pemahaman terutama pola pemikiran para kepala desa. Dimana sebelumnya mereka (Kepala Desa, red) selalu beranggapan bahwa LMDH adalah lembaga dibawah perhutani, seolah-oleh desa tidak memiliki kewenangan atas LMDH. Padahal ketika kami jelaskan bahwa LMDH adalah bagian dari lembaga desa dan perhutani hanyalah mitra, para kepala desa sangat antusias akan potensi dan keberadaan LMDH tersebut, terutama jika diselaraskan dengan BUMDES yang mereka miliki.” Imbuhnya.