Namun dengan upaya yang besar seperti ini pun, kepuasan masyarakat terutama para petani jauh dari harapan. Banyak rakyat mengeluh terkait dengan masalah pendataan kelompok penerima, hanya yang dekat pemerintah atau yang memiliki akses saja mendapat saluran pupuk subsidi dengan mudah.
Faktanya, masih banyak petani yang tidak kebagian pupuk subsidi meski sangat membutuhkan. Berdasarkan data selama 10 tahun terakhir, rata-rata perbandingan peningkatan jumlah subsidi pupuk tidak seiring dengan peningkatan produksi dan produktifitas. Pencapaian selama 10 tahun, hanya memperoleh produksi 30,9% dan produktivitas sebesar 13,2%. Hamid menduga bahwa penyebab utamanya adalah belum tepatnya sasaran penerima pupuk subsidi.
“Saya berharap ada upaya signifikan terhadap penyelesaian pupuk bersubsidi ini. Semoga tahun 2020, pemerintah mampu membereskan permasalahan pupuk bersubsidi,” imbuhnya.
Dengan demikian, dioharapkan keluhan-keluhan yang hingga saat ini masih banyak dirasakan oleh petani-petani di daerah dapat diredam dalam waktu cepat.