Aksi ini juga menyatukan berbagai isu mulai dari imigrasi, demokrasi, perubahan iklim, hingga konflik di Gaza. Salah satu pengunjuk rasa bahkan membawa papan bertuliskan “We are not your 51st state,” sebagai kritik terhadap tekanan Trump terhadap Kanada.
Protes berlangsung relatif damai di tengah penjagaan ketat aparat keamanan. Polisi tampak berjaga dengan mobil sirine yang melintas di sekitar lokasi. Seorang pria bertopi merah ‘MAGA’ yang muncul di depan barisan massa langsung diamankan petugas, sementara aktivis anti-aborsi terlihat membawa poster-poster provokatif di titik akhir aksi.
CEO organisasi advokasi Reproductive Freedom for All, Mini Timmaraju mengapresiasi keberanian para peserta aksi. “Mereka tetap berkumpul di tengah ancaman ekstremisme yang mengerikan,” ujarnya.
Baca Juga: Perusahaan China dan UEA Masuk Daftar Hitam AS
Namun, sebagian orang masih merasa pesimis terhadap masa depan di bawah kepemimpinan Trump. “Senang melihat ada orang yang masih punya harapan,” kata Nancy Robinson, 65 tahun, seorang pensiunan dari Maryland. “Tapi itu bukan saya. Saya pikir kita semua sedang menuju kehancuran.”