Pemerintah Turki juga menerapkan pembatasan ketat, termasuk larangan berkumpul selama empat hari serta pembatasan akses media sosial. Kepolisian menangkap puluhan demonstran dengan tuduhan menyebarkan “konten provokatif.” Di beberapa lokasi, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa, sementara bentrokan di Istanbul menyebabkan enam petugas terluka.
Dari dalam tahanan, Imamoglu menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan. “Peristiwa ini melampaui batas partai dan ideologi politik. Sekarang adalah waktunya untuk bersuara,” tulisnya dalam unggahan di platform X. Demonstran di Istanbul mengibarkan bendera Turki serta memasang spanduk Imamoglu dan Mustafa Kemal Ataturk.
“Mereka menahan wali kota yang kami pilih dengan suara kami sendiri,” kata Ali Izar, seorang pendukung oposisi di pusat kota Istanbul. “Ini bukan demokrasi dan saya mengutuk tindakan ini.”
Penahanan Imamoglu juga berdampak pada ekonomi Turki. Nilai tukar lira sempat anjlok hingga hampir 38 lira per dolar AS sebelum stabil kembali. Bursa Efek Istanbul mengalami penurunan tajam, dan Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga overnight untuk meredam dampak gejolak politik.