
“Setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Imlek, masyarakat Tionghoa memperingati Sembahyang Duan Yang atau Sembahyang Bakcang. Tradisi ini mengenang Qu Yuan, seorang patriot dari negara Chu yang mengorbankan diri demi tanah airnya. Warga yang menghormatinya melemparkan bakcang (zongzi) ke sungai untuk menjaga jasadnya dari gangguan roh jahat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa ini bentuk penghormatan dari leluhur dan ritual ini menjadi bahan refleksi serta doa setiap tahun untuk bangsa dan negara. Festival ini dilaksanakan di Kota Tangerang dan telah menjadi agenda budaya tahunan.
“Kita setiap tahun melaksanakan ritual ini, Sembahyang Duan Yang, harapan besar kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur, bagaimana kita sepanjang tahun kiranya berkah Tuhan itu melalui sinar matahari yang menjadi pokok kehidupan manusia terus memberikan keberkahan, bukan hanya umat Tionghoa tetapi juga bangsa Indonesia,” katanya.
Festival ini bukan hanya bernilai spiritual bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga menarik perhatian wisatawan lokal. Ritual ini menjadi bukti bahwa kekayaan budaya akan terus hidup dan berkembang di masyarakat yang majemuk dan membuat semangat toleransi semakin berkembang atas keberagaman di Indonesia.







