Hasanah.id – Nilai tukar rupiah kembali mencatat rekor negatif, anjlok ke level terlemah sejak krisis moneter 1998. Pada Selasa (25/3/2025), rupiah sempat merosot 0,5 persen hingga menyentuh angka 16.640 per dolar AS, sebelum akhirnya sedikit menguat ke 16.590 per dolar AS di sesi perdagangan terakhir. Tren pelemahan ini menjadi pukulan bagi pasar keuangan domestik setelah hampir tiga dekade.
Sejumlah faktor, baik global maupun domestik, menjadi pemicu jatuhnya rupiah. Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal Indonesia, yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Sepanjang tahun 2024, rupiah telah melemah lebih dari 3 persen, menjadikannya salah satu mata uang pasar berkembang dengan performa terburuk.
Menurut seorang pejabat Bank Indonesia (BI), bank sentral telah melakukan intervensi untuk menahan laju depresiasi rupiah. Namun, tekanan dari berbagai faktor terus membayangi, termasuk: