Saham DKHH Naik Tajam Usai IPO, Dana Rp 69,9 Miliar Siap Dukung Ekspansi Rumah Sakit

HASANAH.ID – PT Cipta Sarana Medika Tbk dengan kode saham DKHH resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/5/2025). Pada sesi pembukaan perdagangan, saham DKHH langsung mengalami kenaikan signifikan sebesar 34,85 persen menjadi Rp178 per saham pada pukul 09.01 WIB, dari harga penawaran awal di Rp132.
Kenaikan ini menyebabkan saham DKHH terkena auto reject atas (ARA), menandakan antusiasme pasar terhadap perusahaan layanan kesehatan tersebut. Dengan pencatatan ini, DKHH menjadi emiten ke-14 yang melantai di BEI sepanjang tahun 2025.
Direktur Utama PT Cipta Sarana Medika Tbk, Satria Muhammad Wilis, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan publik terhadap aksi korporasi ini. Ia menyebut, langkah IPO merupakan awal dari perjalanan baru perseroan dalam memperluas layanan kesehatan berkualitas.
“Pencatatan saham ini bukan garis finis, melainkan garis start baru bagi kami. Berbekal dukungan para pemegang saham publik, kami akan memperluas akses layanan kesehatan bermutu di wilayah-wilayah yang masih underserved, sembari terus mengabdi kepada pasien dengan dedikasi sepenuh hati,” ujar Satria dalam seremoni pencatatan perdana di BEI, Kamis (8/5/2025).
Pasca-IPO, DKHH menegaskan komitmennya untuk memperkuat infrastruktur layanan kesehatan di daerah yang selama ini belum terjangkau fasilitas medis yang memadai. Strategi perusahaan ke depan meliputi pengembangan pusat layanan unggulan serta peningkatan layanan spesialis.
“Pasca pencatatan, fokus kami adalah untuk menambah kapasitas dan membangun Centre of Excellence, serta memperkenalkan layanan spesialistik agar masyarakat di wilayah underserved tidak lagi harus ke kota besar,” lanjut Satria.
Dalam penawaran umum perdana sahamnya, DKHH melepas 530 juta lembar saham atau setara 20,78 persen dari total modal disetor penuh, dengan harga penawaran Rp132 per saham. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini mencapai Rp69,90 miliar.
Dari total dana tersebut, sekitar Rp40,76 miliar akan digunakan untuk pembangunan gedung lima lantai di kawasan RS DKH Cibadak. Gedung ini akan dilengkapi dengan fasilitas poliklinik, ruang rawat inap eksekutif, dan rawat inap KRIS (Kelas Rawat Inap Standar).
Selain itu, dana sebesar Rp3,62 miliar dialokasikan untuk pengadaan peralatan CT-Scan, alat medis, serta perlengkapan non-medis. Sebanyak Rp612 juta akan digunakan untuk renovasi rumah sakit yang sudah beroperasi. Sisanya akan dialokasikan untuk modal kerja, termasuk biaya pemasaran dan pembayaran kepada vendor farmasi melalui skema purchase order (PO).
Manajemen perusahaan optimistis prospek sektor rumah sakit akan tetap cerah, seiring dengan peningkatan akses layanan kesehatan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pertumbuhan asuransi swasta. Saat ini, grup rumah sakit di bawah naungan DKHH telah melayani pasien melalui BPJS Kesehatan maupun asuransi komersial.
Sebagai informasi, PT Cipta Sarana Medika Tbk adalah pemilik jaringan rumah sakit DKH Hospital Groups, yang merupakan bagian dari keluarga Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1983–1988.
Perjalanan grup ini dimulai pada 2014 dengan pendirian RS Kartika Cibadak, yang kini dikenal sebagai RS DKH Cibadak (tipe C). Pada 2022, grup mengakuisisi RS As Shofwan (tipe D) yang kemudian naik kelas menjadi tipe C dan berganti nama menjadi RS DKH Kedungwaringin. Setahun setelahnya, DKHH kembali memperluas jaringan dengan mengakuisisi RS Kasih Insani yang kini menjadi RS DKH Sukatani.