“Kontraksi ini mencakup hampir semua sektor industri,” tambahnya.
Tekanan ekonomi terbesar berasal dari sektor manufaktur yang turun 2,6% setelah sebelumnya naik 1,3% di kuartal kedua. Penurunan juga terjadi di sektor konstruksi (-2,8%) dan jasa bisnis (-1,5%). Namun, kontribusi positif masih terlihat di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 1,4%, serta sektor properti dan jasa penyewaan yang naik 1,0%.
Menteri Keuangan Nicola Willis menyebut bahwa ekonomi telah berkontraksi selama delapan kuartal secara per kapita, mencerminkan dampak inflasi tinggi dan kebijakan moneter ketat.
“Resesi ini sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan Bank Sentral yang sengaja menekan ekonomi untuk mengendalikan inflasi,” jelasnya.
Namun, ia optimis bahwa perbaikan akan terlihat pada awal 2025.
Sementara itu, oposisi dari Partai Buruh menuding bahwa resesi ini adalah akibat dari kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu banyak melakukan pemotongan anggaran.