HASANAH.ID – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan pentingnya pendekatan proaktif dalam membangun narasi publik yang solid untuk mengantisipasi penyebaran hoaks dan informasi yang tidak akurat. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi dan Pelatihan Humas Pemerintah bertema Sinergitas Humas Pemerintah Mewujudkan Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Komunikasi dan Digital (Pusdiklat Kemkomdigi), Jakarta.
Meutya menegaskan bahwa sinergi antarhumas pemerintah bukan hanya kerja sama teknis, tetapi juga strategi nasional dalam mengelola narasi publik secara efektif. Menurutnya, jika tidak ada koordinasi yang baik, maka opini publik bisa dikuasai oleh narasi negatif. Ia mengibaratkan kerja humas seperti tim sepak bola yang membutuhkan koordinasi, strategi, dan eksekusi yang tepat untuk memenangkan opini publik.
Pentingnya Narasi Publik yang Solid di Era Media Sosial
Meutya menekankan bahwa humas pemerintah tidak bisa lagi menggunakan cara lama dalam menyampaikan informasi.
“Humas pemerintah harus lebih kreatif, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan pola konsumsi informasi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa akses terhadap informasi yang benar adalah hak asasi manusia yang dilindungi undang-undang, sehingga pemerintah harus aktif melawan penyebaran informasi yang salah.