Tujuh Dalang Cilik Kertawangi Binaan Poltekpar NHI Bandung Tampil Memukau di Grand Hotel Sunshen Soreang

Setiap Selasa dan Kamis, sebanyak 21 dalang cilik berlatih di Bale Desa Kertawangi. Disiplin, gembira, dan penuh dedikasi, mereka menghidupkan “Kampung Dalang” ikon wisata budaya edukatif yang kini menjadi inspirasi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism) di Jawa Barat.
Dan hari itu, tujuh dalang cilik di antara mereka Arachi, Farhan, Ajigiri, Ismail, David, Al Dalang Gacor, dan si mungil Dzikir, sang dalang berusia lima tahun tampil dengan pesona yang luar biasa. Mereka mempersembahkan rangkaian atraksi budaya: Kakawen, Tari Gunungan, Ibing Rahwana, Ibing Panakawan, Dialog Wayang, Pantun, hingga Tarung Bodor antara Punakawan melawan Buta Denawa.
Tiap gerak dan tutur kata mereka mengalirkan makna tentang kejujuran, keberanian, dan cinta tanah air. Anak-anak itu bukan sekadar tampil, mereka menuturkan filosofi bangsa melalui seni.
Sinergi Budaya dan Pendidikan: Poltekpar NHI Bandung sebagai Kampus Berdampak
Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Anwari Masatip, Direktur Poltekpar NHI Bandung; Dr. Cecep Ucu Rakhman, S.Sos., M.M., Ketua Pelaksana Diseminasi; Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, M.M., Kepala Program Pascasarjana; serta sejumlah pejabat kampus Dr.Haryadi Darmawan, MM.CPM.R.Wisnu Rahtomo, S,Sos.MM. Dr. Endang Komesty S,S.S.,M.Par.,CHE, dan perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, tujuh Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, serta dua belas desa wisata binaan dan pelaku UMKM.







