Seri twit Andi Arif di atas tidak lepas dari isu mahar Rp500 miliar yang diberikan Sandiaga Uno kepada PKS dan PAN. Isu ini mencuat pada Rabu malam (8/8/2019) atau sehari sebelum Prabowo mengumumkan pendampingnya.
Saat itu, tanpa tedeng aling-aling, Andi menghina Prabowo. “Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahwa keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi, Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus,” cuit akun @AndiArief_ pada 8 Agutus 2018 pukul 21.29.
Cuitan itu bermula dari kabar yang berembus bahwa Sandiaga Uno sudah “membeli” PKS dan PAN seharga Rp500 miliar sebagai mahar cawapres Prabowo. Soal duit itu, Andi juga bereaksi keras. Ia bahkan membeberkan rencana Sandiaga menggeser posisi Prabowo sebagai capres.
Tudingan itu jelas langsung dibantah PKS dan PAN. Keduanya juga kompak akan membawa tudingan Andi Arief itu ke jalur hukum. “Saya kira itu fitnah, biar di ranah hukum kita selesaikan ya,” kata Sekjen PKS Mustafa Kamal, Kamis (9/8/2018).
Demokrat Setengah Hati?
Peneliti Populi Centre, Rafif Pamenang Imawan menyatakan, rentetan twit Andi Arif dapat dibaca sebagai wujud Partai Demokrat belum sepenuhnya menerima Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019.