Ekonomi

IHSG Melemah 0,97 Persen di Tengah Tekanan Saham Bahan Baku dan Energi

HASANAH.ID – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (4/8/2025) ditutup di zona negatif. IHSG tercatat terkoreksi sebesar 0,97 persen atau setara 73 poin dan berakhir di level 7.464,65 saat penutupan perdagangan.

Menurut laporan dari Tim Analis Phillip Sekuritas Indonesia, pelemahan indeks hari ini terjadi bersamaan dengan aksi jual bersih oleh investor asing yang mencapai Rp934,44 miliar.

“Penurunan disertai oleh jual bersih saham oleh investor asing senilai 934,44 miliar rupiah. Meskipun saham yang harganya naik sebanyak 325 saham, lebih banyak dibandingkan yang harganya turun sebanyak 317 saham,” ujar Phillip Sekuritas dalam ulasan hariannya.

Tekanan terbesar terhadap IHSG datang dari saham-saham di sektor bahan baku, energi, dan barang konsumsi primer. Ketiga sektor tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar -9 poin, -7,66 poin, dan -2 poin, yang turut menyeret indeks ke zona merah.

Secara keseluruhan, volume perdagangan saham pada hari ini mencapai 28,76 miliar lembar saham, dengan frekuensi transaksi mencapai 2.026.000 kali. Total nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp15,89 triliun. Sementara itu, kapitalisasi pasar menyusut menjadi Rp13.405 triliun.

Sementara pasar domestik menunjukkan pelemahan, bursa saham Asia justru ditutup menguat. Penguatan tersebut terjadi meskipun kekhawatiran pasar global meningkat akibat data tenaga kerja non-pertanian Amerika Serikat yang dirilis di bawah ekspektasi, memunculkan sinyal perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.

Menanggapi situasi tersebut, analis Phillip Sekuritas menyebut bahwa munculnya potensi pelonggaran kebijakan suku bunga turut menjadi penopang pasar Asia.

“Tanda-tanda masalah dalam perekonomian AS, meningkatkan harapan The Fed akan menurunkan suku bunganya,” jelas Phillip Sekuritas.

Di sisi lain, pernyataan Donald Trump mengenai masa jabatan Ketua The Fed Jerome Powell yang kemungkinan akan tetap menjabat hingga Mei 2026, turut menjadi perhatian pelaku pasar.

Terkait dengan kebijakan tarif baru yang dilontarkan Trump, pasar disebut sudah melakukan penyesuaian lebih awal, sehingga dampaknya terhadap pergerakan indeks dinilai terbatas.

“Terkait kebijakan tarif Trump yang baru, pelaku pasar sudah tidak terlalu terkejut. Karena sudah memperhitungkannya sejak akhir pekan kemarin,” tambah Phillip Sekuritas.