BIN menyebut sedikitnya ada 51 penceramah yang menyebarkan paham radikal di 41 masjid. Menangkal Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap semua pihak agar dapat membedakan mana materi ceramah yang menyampaikan materi amar ma’ruf nahi munkar dan mana yang dinilai radikal.
“Berita minggu ini, itu banyaknya masjid yang terpapar radikalisme. Mula-mulanya saya terkejut, saya pikir terkapar begitu kan, ternyata terpapar, saya pikir apa artinya terpapar, terpapar paparan ini identidikasi (radikal),” kata JK saat memberi sambutan di acara pembukaan Rakernas DMI, Jumat (23/11/2018).
“Saya sudah bicara dengan Kepala BIN, Pak Budi Gunawan tentang hal ini (masjid terpapar radikalisme), dan saya diberikan daftarnya, ada yang ringan, ada yang menengah, ada yang berat. Jadi diukur dari penceramah,” jelas JK di kesempatan berbeda.
JK mengatakan ada 900 ribu masjid di Indonesia, jika 100 ribu sudah terpapar radikalisme, baru menjadi ketakutan.
Meski 41 masjid terpapar radikalisme dinilai sedikit, menurut JK, hal tersebut dapat menjadi masalah. Untuk itu, pemerintah khususnya Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan memberi pemahaman Islam yang wasatiah atau penengah kepada para penceramah masjid.