CORE mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan anomali konsumsi ini, mulai dari maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga sulitnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Masalah ini disebut sebagai akumulasi dari deindustrialisasi dini yang terjadi di Indonesia.
“Jika melemahnya daya beli masyarakat menjelang Ramadan dan Lebaran 2025 dibiarkan terus menerus, bisa jadi akan menggerus kinerja ekonomi domestik dan menurunkan kualitas hidup masyarakat pada umumnya,” tulis CORE dalam laporannya. Selain itu, mereka juga mengingatkan bahwa tekanan ekonomi yang meningkat berpotensi memicu konflik sosial di tengah masyarakat.