Melalui kegiatan sekolah siaga bencana, kita berharap dapat membentuk sikap dan perilaku yang tanggap bencana di kalangan generasi muda. “Pendidikan tentang bencana tidak hanya akan menyelamatkan mereka dalam situasi darurat, tetapi juga akan menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan sekitar” ucapnya.
Lebih lanjut Budi menjelaskan terdapat tiga pilar utama satuan pendidikan aman bencana yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Adapun terkait tiga pilar utama satuan pendidikan aman bencana tersebut adalah perawatan gedung/bangunan, mitigasi non-struktural, keselamatan terhadap bencana, rencana kesiapsiagaan bencana di tingkat keluarga, latihan/simulasi bencana di sekolah yang secara mandiri dapat terus dilakukan secara kontinyu.
Edukasi kebencanaan, budaya sadar bencana, harus dimulai sejak dini, dari setiap individu, dari keluarga, komunitas, sekolah, sampai lingkungan masyarakat. “Saya berharap simulasi ini bisa dilakukan secara rutin oleh pihak sekolah secara mandiri di sekolah itu melakukan simulasi secara Intens supaya terbiasa ketika menghadapi bencana yang sesungguhnya” pungkasnya.