Flora dan fauna tumbuh pesat di dataran tinggi Papua dalam 20 tahun terakhir. Hal itu merupakan kajian peneliti dari berbagai kampus dan lembaga yang concern di bidang lingkungan.
“Suksesi alami berjalan dengan cepat dalam 20 tahun itu sudah menjadi hutan sekunder muda,” kata Pratita Puradyatmika.
Hal itu disampaikan dalam seminar Internasional Conference On Biodiversity, Ecotourism and Cretive Economy atau ICBE 2018 di kantor Gubernur Papua Barat, Kamis (11/10/2018). Hasil identifikasinya, ada 506 spesies tumbuhan.
“Kemudian sudah hadir sekitar 90 spesies burung, sekitar 60 spesies kupu-kupu, 10 jenis mamalia termasuk tikus dan kelelawar,” ujarnya.
Menurut Pratiti, yang menarik adalah ketika peneliti menginventarisasi tumbuhan. Seorang peneliti dari Universitas Negeri Papua, Nurhaida Sinaga mengidentifikasi 3 spesies baru presedentia. Yaitu sejenis pandan yang merambat dan membutuhkan tumbuhan inang untuk hidup.
“Ini merupakan hal yang luar biasa,” kata Pratita Puradyatmika.