“Kita khawatir tenaga kerja produktif nantinya berkualitas rendah. Jangan heran kalau tim nasional kita sulit menang karena bermain 90 menit itu berat. Kenapa? Karena gizinya tidak mencukupi, dan banyak pemain berasal dari daerah yang pola makannya kurang bergizi,” ujarnya sambil berkelakar.
Dadan juga menyinggung keberadaan pemain naturalisasi dalam tim nasional Indonesia. Menurutnya, keberadaan pemain yang berasal dari negara dengan pola makan lebih baik sedikit banyak membantu performa tim.
“Sekarang tim nasional kita sudah lebih baik karena ada 17 pemain yang tumbuh dengan asupan gizi yang lebih baik di Belanda. Tapi tetap saja, kita masih sulit mengalahkan tim-tim seperti Australia dan Jepang. Jepang, misalnya, sudah 100 tahun menerapkan pola makan bergizi, bahkan memiliki rata-rata IQ tertinggi di dunia,” katanya.
Ia menekankan bahwa kecerdasan juga berperan penting dalam olahraga. Pemain yang memiliki asupan gizi baik cenderung lebih cerdas dalam membaca permainan dan mengambil keputusan di lapangan.