Baca Juga: Serangan Ransomware PDNS: Rentetan Gangguan dan Dampak
“Jurnalis perempuan harus memakai ‘sepatu laki-laki’ untuk bisa diterima, dan hal itu membuat banyak perempuan mundur atau memilih untuk beralih ke profesi lain,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa solidaritas antar jurnalis sangat penting dalam melawan kekerasan dan seksisme.
“Jurnalis laki-laki juga harus berperan dalam membela rekan perempuan mereka dan menegaskan bahwa perilaku seksis atau kekerasan tidak dapat diterima,” tambahnya.
Baca Juga: Realitas Jurnalis di Indonesia pada Pemilu 2024
Isu kekerasan berbasis gender di kalangan jurnalis perempuan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, baik itu sesama jurnalis, manajemen media, maupun pembuat kebijakan. Normalisasi kekerasan seksis dan candaan yang merendahkan perempuan harus dihentikan agar tempat kerja menjadi lebih aman dan inklusif. (Noviana)