Bimbingan teknis dan sosialisasi terkait pengisian PDSS, eRapport, dan DAPODIK juga harus diperkuat. Pendampingan dalam bentuk konsultasi rutin selama periode pendaftaran menjadi langkah yang perlu ditingkatkan guna membantu sekolah dalam menyelesaikan finalisasi data.
Hetifah juga menyoroti pentingnya kebijakan cut-off yang lebih terstruktur bagi sekolah yang ingin beralih dari mekanisme eRapport ke manual. Langkah ini bertujuan untuk menghindari kebingungan teknis yang dapat menghambat proses finalisasi data siswa dalam PDSS SNPMB 2025.
Menurutnya, koordinasi antara Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3), serta Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) harus diperkuat. Dengan begitu, sistem dapat berjalan lebih optimal dan meminimalkan kendala teknis yang sering terjadi.
Sejumlah 98 Sekolah Belum Finalisasi PDSS
Berdasarkan data terkini per 5 Februari 2025 pukul 13.25 WIB, dari 373 sekolah yang mengalami kendala finalisasi PDSS, sebanyak 275 sekolah telah menyelesaikan prosesnya. Sementara itu, 98 sekolah masih dalam tahap finalisasi hingga batas akhir pukul 15.00 WIB.