Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai selama ini banyak masyarakat yang masih mengingkari nikmat dari pemerintahan Calon Presidennya yakni Presiden Joko Widodo ( Jokowi). Kali ini Ma’ruf menggunakan kalimat yang lebih halus untuk mengungkapkan banyaknya masyarakat tidak mau mengakui kinerja Jokowi.
Sebab jika ia takut akan ada yang tersinggung kembali seperti kalimat kontroversial buta dan budek yang ia lontarkan bagi masyarakat yang tidak melihat kinerja dan capaian Jokowi.
“Maksud saya buta itu bukan buta matanya tapi buta hatinya, lahum ayunun la yubsiruna biha. Punya mata tapi tidak melihat. Lahum adzanu la yasmauna biha. Punya telinga tapi tidak mendengar. Saya tidak ingin menggunakan kata-kata itu lagi karena takut dibully,” tandasnya.