
BOGOR – Keberadaan angkutan kota (angkot) di Bogor semakin tidak terkendali. Keberadaannya tidak hanya menimbulkan kemacetan, tapi juga membuat daerah penyangga ibu kota ini semakin semrawut. Berbagai terobosan pun dilakukan untuk mengubah julukan Kota Sejuta Angkot ini dengan moda transportasi publik.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Wali Kota Dedie A Rachim yang baru dilantik sebagai kepala daerah untuk periode 2019–2024 berkomitmen mewujudkan harapan warganya, di antaranya dengan berkurangnya kemacetan dan tertatanya sistem transportasi publik yang kini masih didominasi angkot.
Menurut Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rahim, arah perubahan menuju lebih baik itu memang harus dan segera diwujudkan. Belakangan ini pihaknya gencar memaparkan sejumlah rencana program penataan dan penyediaan transportasi publik di kota hujan.
“Saya kira dasar hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Light Rail Transit (LRT). Itu cukup sebagai pijakan awal menuju perubahan moda transportasi di Kota Bogor juga. Jadi ke depan nanti Kota Bogor akan cepat berubah, di antaranya masuknya LRT ke Bogor yang mana fase kedua pembangunan mulai dari Cibubur, Cimanggis, lalu ke Bogor. Stasiunnya akan ada di Baranangsiang. Dalam sehari diperkirakan akan mengangkut 120 orang,” ungkap Dedie, kemarin.