Hasanah.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengecam keras serangan brutal yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 10 guru dan tenaga kesehatan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Ia menilai tindakan tersebut keji dan bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
“Kami mengutuk dengan tegas aksi kekerasan ini. Serangan terhadap guru dan tenaga pendidikan bukan hanya tindakan yang tidak berperikemanusiaan, tetapi juga menghambat upaya kita dalam mencerdaskan bangsa dan membangun generasi masa depan yang lebih baik,” ujar Abdul Mu’ti di Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/3/2025).
Pemerintah telah mengidentifikasi para korban dan berkomitmen memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, upaya pemulihan pendidikan di daerah konflik segera dilakukan dengan melibatkan relawan dari TNI dan Polri agar anak-anak di wilayah terdampak tetap bisa belajar.
“Relawan pendidikan dari berbagai pihak sudah disiapkan, termasuk dukungan dari TNI dan Polri. Ini penting agar anak-anak di daerah konflik tetap mendapatkan hak mereka untuk belajar,” tambahnya.
Abdul Mu’ti juga meluruskan informasi yang beredar terkait jumlah korban jiwa dari kalangan guru. Menurutnya, satu orang guru telah gugur dalam serangan ini, sementara kabar yang menyebut jumlah korban lebih banyak tidak akurat.
“Berdasarkan data yang kami himpun, korban guru yang meninggal dunia adalah satu orang. Kabar yang menyebutkan ada enam guru yang tewas tidak benar,” jelasnya.
Menurut Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, serangan terjadi di tiga lokasi berbeda di Distrik Anggruk, Yahukimo, pada Jumat (21/3) dan Sabtu (22/3). Sekitar 15 anggota KKB melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam, menyebabkan seorang guru, Rosalia Rerek Sogen, tewas dengan luka parah, sementara tujuh lainnya mengalami luka-luka.
“Korban ditemukan dengan luka serius, termasuk luka robek di leher, luka tusuk di pinggang, serta patah tulang terbuka di tangan. Sementara tujuh korban lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat penganiayaan brutal,” terang Faizal.