Menkomdigi: Tunda Dulu Medsos untuk Anak, Bangun Pondasi Literasi Digital Sejak Dini

Hasanah.id – Di tengah derasnya arus informasi digital, Menteri Komunikasi dan Digitalisasi (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengingatkan para orang tua untuk tidak buru-buru memperkenalkan media sosial kepada anak-anak. Menurutnya, yang lebih penting saat ini adalah memastikan anak memiliki bekal literasi digital yang kokoh, bukan sekadar bisa menggeser layar.
“Anak-anak perlu kita lindungi, bukan hanya dari konten negatif, tapi juga dari ketidaksiapan mereka dalam menghadapi dunia maya,” ujarnya, Senin (21/4/2025).
“Tunda dulu akses ke medsos, fokus dulu pada pemahaman dan kesiapan mereka. Itu jauh lebih penting.”
Ajakan Menkomdigi ini sejalan dengan kebijakan baru pemerintah, yakni PP Tunas (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik yang Ramah Anak. Regulasi yang mulai berlaku sejak 28 Maret ini menjadi salah satu tonggak dalam perlindungan digital bagi anak di bawah umur.
Meutya menegaskan bahwa keputusan menunda akses media sosial bukan tanpa dasar.
“Psikolog dan berbagai studi menunjukkan bahwa interaksi di dunia maya membutuhkan kesiapan emosional dan mental. Bahkan kita yang dewasa kadang masih kesulitan menghadapinya,” tuturnya.
Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam membentuk generasi muda yang bijak bermedia.
“Bukan soal melarang, tapi membekali. Literasi digital adalah tameng pertama sebelum mereka terjun ke dunia digital yang luas dan kompleks,” tambahnya.
Salah satu suara dari lapangan datang dari Sumayati, seorang guru sekaligus ibu dari dua anak remaja. Ia menyambut baik inisiatif Menkomdigi, namun berharap ada percepatan kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi dengan Kemdikbud.
“Literasi digital belum masuk optimal ke semua sekolah. Guru juga butuh pelatihan yang konkret, bukan sekadar seminar. Kami ingin jadi garda depan yang siap,” ujarnya.