Ia menceritakan bahwa pada suatu malam, Menteri mencoba menghubungi atasannya, Angga, yang saat itu sedang sakit. Karena panggilan tidak terjawab, Menteri langsung mengirim pesan melalui WhatsApp berisi pemecatan.
“Pesannya simpel, ‘Saya pecat kamu,’ tanpa ada pembicaraan lebih lanjut atau klarifikasi,” kata Neni.
Neni merasa pemecatan tersebut tidak wajar, terutama karena tidak disertai surat resmi. Bahkan, Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar M. Simatupang, memintanya tetap bekerja mengingat situasi kementerian sedang dalam masa transisi pembentukan struktur baru.
“Sebagai bagian dari tim rumah tangga kementerian, kami memiliki tanggung jawab besar, termasuk menyiapkan ruangan untuk para pimpinan. Jadi, saya tetap melaksanakan tugas seperti biasa,” tambahnya.
Namun, situasi kembali memanas saat Neni dipanggil oleh Menteri ke lantai 8. Di hadapan staf dan anak magang, ia mengaku mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
“Beliau membentak saya di depan banyak orang, menyuruh saya keluar. Rasanya benar-benar tidak etis, apalagi dilakukan di tempat umum,” tuturnya.