
Retno menuturkan dalam proses evakuasi dilakukan secara paralel, bukan one after another. Karena itu, kata Retno, begitu pesawat take off dari Bandara Halim Perdanakusuma, Pemerintah Indonesia melanjutkan mengurus semua perijinan yang masih tersisa. Termasuk izin lintas udara dan izin landing di Kabul.
“Alhamduliilah izin lintas udara semuanya dapat diperoleh dan pesawat mendarat di Islamabad pada 18 Agustus pukul 20.27 waktu setempat. Koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin landing pesawat di Bandara Hamid Karzai, Kabul,” tutur dia.
Rencana awal kata Retno, pesawat hanya berhenti selama 30 menit. Namun, kembali terjadi dinamika sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam. Selanjutnya, Retno mengatakan, Pesawat TNI AU terbang dari Kabul pukul 07.10 dan tiba kembali di Islamabad pukul 08.11 waktu setempat untuk melakukan pengisian bahan bakar dan kemudian kembali terbang menggunakan rute yang sama pada saat keberangkatan.
“Proses ini benar-benar, sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat,” kata Retno.