NASIONAL

Perempuan Pembela HAM Rentan terhadap Diskriminasi, Kekerasan, dan Ancaman Femisida

Selain menghadapi risiko fisik, perempuan pembelahan juga harus menanggung beban psikologis dan emosional. Tuntutan pekerjaan mereka mengganda, berjuang untuk orang lain sembari menghadapi tekanan personal dan profesional. Di dunia digital, ancaman seperti doxing, pelecehan daring, dan pencemaran nama baik menjadi tantangan baru yang harus mereka hadapi.

“Secara basis digital kita juga rentan mendapatkan hal tersebut,” kata Matahari Yonagie.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Munir: Usman Soroti Tanggung Jawab Negara yang Belum Tuntas

Menurut Matahari Yonagie, posisi perempuan pembela HAM sebenarnya telah diakui dalam konteks hak asasi manusia. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa pengakuan ini tidak cukup untuk melindungi mereka dari kekerasan sistemik yang terus terjadi.

“Ada beberapa yang melakukan stigmatisasi dan pengucilan terhadap perempuan pembela HAM,” ungkapnya.

Ketidaksetaraan gender yang melekat dalam konstruksi sosial masyarakat memengaruhi persepsi dan perlakuan terhadap perempuan.

Previous page 1 2 3 4 5Next page
Back to top button