Perempuan Pembela HAM Rentan terhadap Diskriminasi, Kekerasan, dan Ancaman Femisida

Matahari Yonagie menyinggung soal buku Akhir Perjantanan Dunia yang menggambarkan laki-laki sedari awal dijauhkan dari perasaan dan didekatkan dengan kekerasan, menciptakan budaya patriarki yang rentan melakukan penindasan terhadap perempuan. Bagaimana hal ini berdampak pada tingginya kasus femisida, di mana tubuh perempuan menjadi sasaran kekejaman.
Baca Juga: Ineu Purwadewi Apresiasi Capaian Pemerintah dan Masyarakat
“Banyak tantangan bagi perempuan pembela HAM mulai dari diskriminasi berbasis gender, hancaman, kekerasan, atau bahkan ada penargetan-penargetan di luar diri kita sebagai perempuan pembela HAM misalnya ke keluarga kita, atau dimusuhi oleh masyarakat sekitar,” ujarnya.
Selain ancaman langsung, perempuan pembela HAM juga menghadapi marginalisasi di tingkat sosial dan politik. Mereka kerap kali dihambat dalam mengakses ruang pengambilan keputusan, dijadikan target oleh kelompok anti-gender, atau bahkan mengalami tekanan dari keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini, dukungan terhadap perempuan pembela HAM menjadi sangat penting untuk memastikan mereka dapat terus berjuang tanpa rasa takut.