Ketika kembali untuk mengambil barang-barangnya, George kembali menyerangnya dengan melempar kursi. Serangan itu menyebabkan kepala Dwi terluka hingga berdarah.
“Saya baru sadar kalau berdarah setelah pelaku kabur ke belakang. Saya pegang kepala saya, baru saya bisa keluar dari toko,” jelasnya.
Dwi juga mengungkapkan bahwa sebelum insiden ini, George kerap melontarkan kata-kata kasar kepadanya. Ia dihina dengan sebutan “babu” dan “orang miskin.” George bahkan menyombongkan diri sebagai orang yang tidak bisa dijerat hukum.
“Dia pernah bilang, ‘Orang miskin kayak kamu enggak bisa masukkan saya ke penjara. Saya ini kebal hukum.’ Itu sering dia ucapkan,” tutur Dwi.
Selain kekerasan verbal, Dwi juga mengalami penganiayaan fisik sebelumnya. Pada September 2024, George melempar tempat isolasi ke arahnya hingga mengenai kaki Dwi. Ia juga mencoba melempar meja, meski tidak mengenai korban.
Menurut Dwi, George tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki gangguan kejiwaan. Ia bahkan aktif memimpin pertemuan di cabang toko lain. Namun, sifat pemarahnya menjadi ciri khas yang sering membuat rekan kerja lainnya merasa tidak nyaman.