Kepolisian Resor Kota Kediri meminta santri berperan aktif memerangi hoax dan intoleransi yang berkembang saat ini. Dalam Peringatan Hari Santri 2018 di Kediri, polisi mengajak dan menjadikan santri sebagai agen perubahan.
Kapolres Kediri Kota AKBP Anthon Hariyadi mengatakan, dalam momentum peringatan hari santri, para santri dapat menjadi agen perubahan dalam hal positif. Utamanya melawan dan menangkal kabar hoax, intoleransi terhadap keberagaman budaya, keyakinan maupun SARA.
“Saya berharap para santri bisa menjadi agen perubahan dan menjadi bagian dari usaha polisi dalam melawan hoax, intoleransi maupun faham radikal yang berkaitan dengan SARA,” kata Anthon usai memimpin apel pasukan petingati Hari Santri di Mapolres Kediri Kota, Jalan KDP Slamet, Senin (22/10/2018).
“Santri sangat bisa masuk ke lini masyarakat. Bersama Babinkamtibmas kita butuh dukungan para santri,” pungkasnya.
Sementara itu ada yang unik dalam upacara apel pasukan petingatan Hari Santri di Mapolres Kediri Kota. Seluruh polisi yang bertugas tidak menggunakan topi selayaknya polisi. Mereka memakai peci atau kopiah yang biasa digunakan santri dalam kesehariannya.
Tak hanya apel pasukan Polres Kediri Kota bersama TNI, Dandim 0809 Kediri Letkol Dwi Agung juga ikut dalam upacara Hari Santri di lapangan Ponpes Lirboyo Kediri. Sekitar 1.000 orang santri ikut hadir dan memeriahkan Hari Santri 2018.
Ketua PC NU Kota Kediri KH. Abu Bakar Abdul Jalil atau yang akrab disapa Gus Ab, mengaku ikut mengapresiasi ajakan dan antusias TNI-Polri peringati hari santri. Sejumlah atraksi juga ditampilkan. Mulai dari pencak silat, drum band dan paduan suara santri Ponpes Lirboyo Kediri.
“Alhamdulillah, TNI-Polri dan santri merupakan bagian dari saksi sejarah perjuangan bangsa, dan saat ini tantangan bangsa adalah Hoax dan intoleransi serta radikalisme, kami bersma santri siap memerangai hoax,” tegas Gus Ab. news.detik.com