Rupiah Melemah 147 Poin di Akhir Pekan, Tertekan Sentimen Global

Hasanah.id – Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan tajam terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan akhir pekan. Mengacu pada data Bloomberg, rupiah merosot 147 poin atau sekitar 0,90 persen, ditutup pada level Rp16.499 per dolar AS.
Menurut analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, tekanan utama terhadap rupiah masih berasal dari faktor eksternal, terutama setelah dirilisnya data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat.
“Ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan kuat di kuartal kedua, jauh melebihi ekspektasi pasar. Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat tumbuh 3,3 persen, lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 3,1 persen,” jelas Ibrahim pada Jumat (29/8/2025).
Selain itu, data klaim tunjangan pengangguran AS juga menunjukkan perbaikan, turun menjadi 229.000 dari angka sebelumnya 234.000. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan 230.000 klaim.
Gejolak politik di AS turut memperburuk situasi. Konflik antara Gubernur The Federal Reserve Lisa Cook dan Presiden Donald Trump masih berlanjut. Cook diketahui menggugat Trump atas ancaman pemecatan terkait dugaan skandal hipotek.
Sementara itu, Gubernur The Fed lainnya, Christopher Waller, menyatakan dukungan terhadap rencana pemangkasan suku bunga pada September. Ia juga membuka opsi penurunan bertahap dalam 3 hingga 6 bulan ke depan demi menjaga stabilitas pasar tenaga kerja.
Di sisi lain, eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina menambah ketidakpastian global. Upaya diplomatik yang dilakukan Amerika Serikat hingga kini belum membuahkan hasil yang signifikan.
Ibrahim juga menyoroti bahwa kondisi dalam negeri turut memberikan tekanan terhadap rupiah. Situasi domestik yang dinilai belum stabil menjadi faktor tambahan yang memengaruhi persepsi pelaku pasar terhadap mata uang nasional.







