Hasanah.id– Produksi dan kebutuhan beras nasional, Cadangan Beras Pemerintah ( CBP ) serta keinginan untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional dan permasalahnnya menjadi perhatian khusus para Anggota Komisi IV dalam RDP dengan Menteri Pertanian dan Dirut Perum Bulog beserta jajarannya yang digelar pada masa Persidangan I ( 2019- 2020 ) tanggal 5 dan 21 November 2019. ( Data lihat Gambar 1 )
![](http://i0.wp.com/hasanah.id/wp-content/uploads/2020/01/beras1a.jpg)
Mengapa masih harus impor beras?
Data hasil Kunker ke Dapil ( Sumedang, Majalengka, Subang ) pada masa Reses Sidang I ( 2019 – 2020 ), sebagai jawabanya. ( Data lihat Gambar 2 )
![](http://i0.wp.com/hasanah.id/wp-content/uploads/2020/01/beras2-1024x706.jpg)
Permasalahan Beras Bulog
1. Beras yang terakhir masuk Gudang Bulog adalah hasil pengadaan bulan Maret dan April 2019 dari beras hasil panen MT I ( 2018 – 2019 ). Kwalitas, respon pasar dan harga beras MT I ( rendengan ) lebih rendah dibandingkan dengan beras MT II maupun MT III. Permaslahanya, bila tidak ada strategi khusus dalam pola pengadaan, pengelolaan dan pendistribusian, beras Bulog akan sulit masuk ke pasar, sehingga pendistribusian beras dari gudang sepenuhnya hanya akan mengandalkan kebutuhan pemerintah. Akibatnya stok beras di gudang dari waktu ke waktu menumpuk dan otomatis kwalitasnya akan menurun.