Tanggal 5 September 2019 mendatang adalah satu tahun Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Ada optimisme tertuju pada keduanya yang maju dengan membawa gagasan segar, inovatif dan kreatif. Publik menginginkan perubahan yang cepat, terasa serta merata, dan itu tidak mungkin dalam waktu setahun.
Namun, sedikitnya itu bisa dinilai arahnya sudah tepat atau malah melenceng. Ridwan Kamil sebagai gubernur yang juga anak muda ingin serba cepat. Demikian pula untuk membangun Jawa Barat, dia ingin ngabret (berlari cepat).
Salah satu di antaranya dengan membawa gagasan birokrasi dinamis. Dia ingin birokrat yang terbiasa pasif berubah menjadi bekerja proaktif. Birokrat yang mau membuka diri bekerja sama, berkolaborasi, terbuka pada inovasi.
Dia juga ingin pelibatan kolektif, menggandeng semua pemangku kepentingan dari kalangan legislatif, akademisi, komunitas dan media, bersama-sama membangun Jawa Barat.
Dia tak lagi berkutat pada wilayah berskala kota, melainkan wilayah yang jauh lebih luas; provinsi yang terdiri dari banyak kota dan kabupaten. Jawa Barat juga bukan DKI Jakarta yang punya anggaran sangat besar dengan wilayah jauh lebih kecil.