Hasanah.id – Dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat, Komisi III DPRD Kota Cirebon mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) untuk memperkuat layanan berbasis digital. Hal ini disampaikan dalam rapat kerja yang digelar pada Jumat (14/2/2025) di ruang rapat DPRD Kota Cirebon, di mana para anggota dewan menyoroti pentingnya fasilitas serta inovasi yang mendukung perkembangan perpustakaan di era modern.
Kepala Dispusip Kota Cirebon, Gunawan ATD DEA, mengungkapkan bahwa Kota Cirebon telah mencapai indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tertinggi di Jawa Barat pada 2024. Meski demikian, masih ada tujuh indikator yang perlu diperkuat, termasuk pengelolaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP), peningkatan jumlah anggota, serta pelibatan masyarakat dalam berbagai program literasi.
Gunawan juga menjelaskan beberapa inisiatif yang telah dilakukan, seperti program story telling untuk anak-anak, pelatihan bahasa asing untuk dewasa, serta pemeliharaan arsip dengan metode digitalisasi dan fumigasi. Selain itu, ia mengungkapkan rencana penerapan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk mempermudah sistem peminjaman dan pengembalian buku.
“Dengan RFID, pemustaka cukup melakukan scan untuk meminjam atau mengembalikan buku. Jika belum di-scan, alat detektor di pintu akan berbunyi. Saat ini, RFID sudah terpasang, tinggal penyempurnaan software agar lebih optimal,” jelas Gunawan.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi III DPRD, Indra Kusumah Setiawan, mengapresiasi perkembangan fasilitas di Dispusip, namun menekankan perlunya tambahan sarana seperti penerangan dan mesin fotokopi.
“Meskipun sekarang sudah bisa memotret dengan handphone, ada kalanya pengunjung tetap membutuhkan salinan fisik. Kita harus menghindari kerusakan buku akibat keterbatasan fasilitas ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penguatan akses digital yang telah diterapkan Dispusip melalui layanan i-Perpus, i-Cirebon, dan platform lainnya. Menurutnya, sinergi antara DPRD dan Dispusip perlu terus diperkuat, terutama dalam hal penganggaran guna mendukung program-program literasi yang lebih inklusif dan menarik.
Dengan berbagai upaya ini, DPRD berharap Perpustakaan 400 dapat terus berkembang menjadi pusat literasi yang kompetitif dan mampu menarik lebih banyak pengunjung.