Upaya tersebut, Emil berharap, dampak mengurangi dampak kekeringan. “Mudah-mudahan dengan keputusan ini sumber air waduk-waduk jadi normal. PDAM krisis di mana-mana bisa kurangi (dampak kekeringan) dengan rekayasa teknologi ini,” ucapnya.
Disinggung mengenai daerah yang mengalami kekeringan terparah, Emil mengaku belum memiliki datanya. Tapi menurutnya kekeringan ini terjadi merata di Jabar.
“Kekeringan belum ada laporan dari sisi parah dan tidak parah, tapi merata. Dari udara juga kemarin waduk kering, sawah-sawah kering sehingga tidak ada pilihan lain (modifikasi cuaca). Karena prediksi BMKG baru November, itu juga kalau iya (mulai musim hujan). Nanti keburu krisisnya darurat,” tutur Emil.
Modifikasi cuaca akan dilakukan 20 kali dalam satu pekan. Anggarannya berasal dari Pemprov dan BBWS. Namun dia tidak menyebut rician anggarannya. “Bendungan prioritas Jatiluhur (untuk hujan buatan) karena turunnya ekstrem,” kata Emil.
Selain Jatiluhur, Waduk Jatigede juga mengalami penurunan volume air. Dari total volume daya tampung hampir satu miliar meter kubik, kini tinggal tersisa 29 persen atau sekitar 290 meter kubik akibat kekeringan.