Ditulis oleh : Maman Supriatman
Hasanah.id – Palestina adalah wilayah yang memiliki signifikansi khusus dalam pandangan seluruh agama samawi. Di tengah konflik berkepanjangan yang melanda wilayah ini, narasi eskatologis terus mengemuka dalam wacana keagamaan dan budaya, yang memengaruhi cara pandang umat beragama terhadap Palestina.
Narasi ini mencakup keyakinan akan peran Palestina dalam tanda-tanda akhir zaman dan datangnya keadilan universal yang dijanjikan Tuhan.
Dalam konteks Eskatologi Islam, Palestina dan Masjid Al-Aqsa memiliki posisi yang tak tergantikan, yang menuntut penguatan narasi agar relevan di era modern sebagai bagian dari upaya perdamaian dan kesadaran keagamaan kolektif.
Deskripsi Islam tentang Palestina dalam konteks peristiwa-peristiwa penting di akhir zaman, sebenarnya jauh lebih kaya dan detil dibandingkan dengan dua Agama Samawi sebelumnya. Dalam konteks konflik Palestina yang semakin meluas dan mencemaskan, kebutuhan untuk memperkuat kesetaraan narasi eskatologis tentang Palestina saat ini menjadi lebih urgen.
*Posisi Sentral Palestina dalam Eskatologi Islam*
Dalam Islam, Palestina, terutama di sekitar Masjid Al-Aqsa, disebutkan dalam banyak literatur hadits dan teks klasik sebagai salah satu pusat peristiwa akhir zaman. Masjid Al-Aqsa di Yerusalem merupakan tempat Isra’ Mi’raj, sebuah peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, banyak hadits menyebut bahwa akhir zaman akan melibatkan peristiwa-peristiwa besar di Palestina, seperti kemunculan Imam Mahdi dan kedatangan Isa al-Masih, yang dipercaya akan membawa keadilan dan perdamaian setelah masa kegelapan.
Sebagai tempat suci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, Al-Aqsa menjadi simbol penting yang kerap dikaitkan dengan kemuliaan dan perlindungan yang dijanjikan bagi umat Islam.
Narasi-narasi ini menempatkan Palestina sebagai elemen yang tak terpisahkan dari keyakinan umat Islam mengenai akhir zaman dan harapan akan terciptanya dunia yang damai di bawah kepemimpinan ilahi.
Beberapa Hadits berikut menjelaskan tentang posisi penting wilayah Syam (Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yordania) di akhir zaman yang memiliki landasan kuat dalam tradisi Islam, yaitu:
Hadits tentang keberkahan bumi Syam dan Yaman (HR. Bukhari, 7094; dan Muslim, 1379); Hadits tentang tempat berkumpulnya orang-orang beriman di akhir zaman (HR. Abu Dawud, 2483 dan Ahmad, 6/445); dan Hadits tentang pasukan terbaik yang ada di Syam di akhir zaman (HR. Al-Bukhari, 3641; dan Muslim, 1037).
Selain itu, ada juga beberapa hadits yang secara khusus menyebutkan tentang wilayah Palestina atau Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) di akhir zaman.
Beberapa di antaranya adalah :
Hadits tentang tempat hijrah kaum Muslim di akhir zaman ke Baitul Maqdis atau Palestina (HR. Abu Dawud, no. 2482); Hadits tentang keutamaan shalat di Masjid Al-Aqsa (HR. Bukhari, 3366 dan Muslim, 520); dan Hadits tentang tanda-tanda akhir zaman, di mana kaum Muslimin akan berperang di wilayah sekitar Baitul Maqdis (HR. Muslim, 2922).
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Syam, lebih khusus Palestina, memiliki peran sentral dalam pandangan Islam, terait kejadian-kejadian besar di akhir zaman.
*Mengapa Narasi Eskatologi Islam tentang Palestina Perlu Diperkuat?*
Penguatan narasi eskatologi tentang Palestina memiliki beberapa alasan penting:
Pertama, Penegasan Identitas Keagamaan: Bagi umat Islam, Palestina adalah bagian dari identitas spiritual dan religius. Penguatan narasi ini membantu mempertahankan ikatan emosional dan religius umat Islam terhadap Palestina dan Al-Aqsa sebagai bagian integral dari iman.
Kedua, Pemberdayaan Psikologis dan Kebudayaan: Narasi ini menguatkan dimensi psikologis umat Islam untuk mempertahankan semangat solidaritas terhadap Palestina di tengah situasi yang sulit. Narasi eskatologis yang kuat menanamkan harapan bahwa Keadilan Ilahi akan terwujud pada waktunya, serta memperkuat budaya perlawanan damai terhadap penindasan.
Ketiga, Perspektif Perdamaian Jangka Panjang: Narasi eskatologis mendorong umat untuk tetap berpegang pada Janji Allah tentang akhir zaman yang penuh dengan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Dengan mengaitkan konflik Palestina dalam kerangka narasi eskatologis, umat Islam diarahkan untuk melihat permasalahan ini sebagai isu kemanusiaan universal yang melibatkan seluruh umat beragama.
Keempat, Mempererat Ikatan Antaragama: Palestina bukan hanya penting bagi umat Islam, tetapi juga bagi umat Kristen dan Yahudi. Penguatan narasi eskatologis yang bersifat inklusif bisa menjadi jembatan dialog antaragama, mendorong kerja sama dan perdamaian demi kepentingan bersama.
*Kesimpulan*
Narasi eskatologis Islam tentang Palestina memiliki akar yang dalam pada kepercayaan umat Islam mengenai akhir zaman dan pembebasan dari segala bentuk ketidakadilan.
Narasi ini tidak hanya merepresentasikan pandangan keagamaan, tetapi juga menyentuh aspek identitas dan perjuangan umat Islam untuk mendapatkan keadilan di bumi Palestina.
Dengan memperkuat narasi ini, kita dapat berharap akan terciptanya kesadaran kolektif yang lebih kuat untuk menjaga perdamaian dan keadilan di Palestina, dengan pengharapan bahwa suatu hari nanti perdamaian sejati akan terwujud.
*Refleksi Pembelajaran: Kesetaraan Narasi Eskatologis untuk Membangun Saling Pengertian dan Perdamaian*
Narasi eskatologis tentang Palestina tidak hanya hadir dalam Islam, tetapi juga dalam tradisi Kristen dan Yahudi, yang juga melihat Yerusalem sebagai pusat penting dalam eskatologi mereka.
Oleh karena itu, dengan mengakui persamaan narasi eskatologis ini, kita dapat membangun dialog yang lebih inklusif antara agama-agama samawi.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dan konflik serta mendorong terciptanya kerjasama dalam menjaga tempat-tempat suci dan memperjuangkan perdamaian di Palestina.
Dengan dialog yang terbuka, kesetaraan narasi eskatologis dapat menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antaragama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu perdamaian, keadilan, dan saling pengertian. (**)
والله اعلم
Penulis seorang Akademisi, penulis buku “KOSMOLOGI ISLAM, Menyingkap Rahasia Penciptaan”
MS 26/10/24