“Esensinya lebih kepada kualitas sumber daya manusia dan sangat cocok dengan visi kepemimpinan Mang Oded sekarang,” ungkapnya.
Oded berharap rencana itu bukan hanya sekedar membangun monumen. Tetapi juga dari sisi norma-norma yang terdapat dalam pemikiran Raden Dewi Sartika, dapat dikolaborasikan antara Kadamas dengan Dinas Pendidikan.
“Bisa jadi muatan lokal (mulok). Sehingga dapat membentuk tata krama bagi masyarakat khususnya peserta didik. Bandung Masagi, kurikulum yang sudah ada dalam program pendidikan Kota Bandung bisa dilengkapi dengan muatan nilai-nilai yang dipegang ibu Dewi Sartika,” harapnya.
Sementara itu, Pengurus Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda, Keri Lestari mengatakan patung atau monumen Raden Dewi Sartika tidak hanya menunjukkan identitas, tetapi juga menggali pola pemikiran yang baik dan bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Sedangkan perwakilan Keluarga Raden Dewi Sartika, Hendri Koncara menghaturkan terima kasih kepada Kadamas untuk melengkapi estetika dan nilai luhur perjuangan Dewi Sartika.