HASANAH.ID, NASIONAL – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) mengungkapkan kekhawatiran besar terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh operasi PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Timur. Farhat Kasman dari JATAM menyatakan bahwa salah satu penyebab utama banjir yang melanda Halmahera Timur adalah jebolnya tanggul di kawasan IWIP, yang menyebabkan 12 desa tenggelam dan memaksa lebih dari 1.700 orang mengungsi pada Selasa, (10/9/2024).
“Banjir ini terkait langsung dengan hilangnya tutupan hutan akibat deforestasi besar-besaran di sekitar wilayah operasi PT IWIP. Selain itu, pencemaran air bersih oleh logam berat dari aktivitas pertambangan nikel juga telah mengganggu kehidupan masyarakat setempat,” ujar Farhat.
JATAM menuding bahwa deforestasi di Halmahera Tengah telah mencapai 27.000 hektare, dan dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Hilangnya hutan ini tidak hanya mengurangi resapan air, tetapi juga mencemari sumber air bersih dan pangan masyarakat. “Hutan dan laut, yang menjadi sumber pangan utama bagi warga Halmahera, rusak oleh aktivitas penambangan. Warga kini harus bergantung pada sumber daya alam di luar daerah mereka,” lanjut Farhat.