Kepada Arkanata, petugas mengaku, saat bekerja mereka tidak dibekali dengan keterampilan khusus terkait Jaringan Gas. Hal tersebut tentu sangat disesalkan, mengingat jaringan gas ini digunakan langsung oleh masyarakat. Di mana tujuan awalnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk mendapatkan gas tanpa harus membeli tabung.
“Bagaimana maintainance dari jaringan gas ini? Di Pulau Bunyu itu sendiri ada sekitar 3277 pelanggan aktif gas bumi. Setiap bulannya mereka membayar kurang lebih Rp 42.500. Artinya PGN atau Pertagas mendapat keuntungan sekitar Rp 1,6 miliar setiap bulannya. Dari jumlah tersebut sebenarnya berapa persen yang digunakan untuk maintainance. Dan saya ingin kepastian kapan jargas yang bocor itu dapat diperbaiki atau ditindaklanjuti,”tanya politisi Fraksi Partai Nasdem ini.
Menjawab hal tersebut, Dirut PGN Gogoh Prakoso mengatakan bahwa kejadian kebocoran-kebocoran jaringan gas memang sering terjadi dan akan segera diperbaiki. Biasanya skema bisnis PGN dengan daerah-daerah melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai operator untuk menjalankan bisnis jargas tersebut. Namun diakuinya, memang sejak 2017-2018 sudah ada proses ambil alih oleh PGN group termasuk Pertagas.