Mendikbud Sebut Sistem Zonasi Solusi Masalah Pendidikan

Akhirnya dia putus sekolah. Sekarang dia jadi tukang batu, sementara anak staf saya menjadi dokter gigi. Nah negara tidak boleh membiarkan kenyataan seperti ini. Kita harus berpihak ke orang-orang yang tersegregasi, terpinggirkan ini. Karena ini adalah program kita membangun dari pinggiran. Bayangkan kalau ada anak karena dia dari keluarga tidak mampu dan karena itu nilai akademisnya rendah, dia harus sekolah sampai 20 km, sementara 100 meter dari tempatnya ada sekolah.
Soal kebijakan pasti harus berpihak pada keberpihakan. Tidak ada kebijakan yang betul-betul bisa memuaskan semuanya. Dan setiap kebijakan itu ada yang bisa didapat, tapi di situ ada pengorbanan. Karena itu saya mohon kesadarannya kepada semuanya bahwa negara itu harus melayani semuanya tanpa kecuali.
Saya juga melihat komentar di Facebook saya, misalnya ada yang mengeluh, “Wah anak saya sekolahnya kumpul dengan calon preman, calon penjahat, calon pencuri.” Saya kira itu suatu sikap mental yang tidak patut karena seolah-olah dia ingin negara memperhatikan anaknya yang nanti calon pejabat atau calon orang berhasil dan oleh karena itu dia tidak ikhlas dengan dicampur dengan anak yang dianggap akan jadi preman itu.